Surat Al-Baqarah Ayat 41
وَءَامِنُوا۟ بِمَآ أَنزَلْتُ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَكُمْ وَلَا تَكُونُوٓا۟ أَوَّلَ كَافِرٍۭ بِهِۦ ۖ وَلَا تَشْتَرُوا۟ بِـَٔايَٰتِى ثَمَنًا قَلِيلًا وَإِيَّٰىَ فَٱتَّقُونِ
Arab-Latin: Wa āminụ bimā anzaltu muṣaddiqal limā ma'akum wa lā takụnū awwala kāfirim bihī wa lā tasytarụ bi`āyātī ṡamanang qalīlaw wa iyyāya fattaqụn
Artinya: Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Quran) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa.
« Al-Baqarah 40 ✵ Al-Baqarah 42 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Berharga Terkait Surat Al-Baqarah Ayat 41
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 41 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi kandungan berharga dari ayat ini. Diketemukan variasi penafsiran dari para mufassir terkait isi surat Al-Baqarah ayat 41, sebagiannya sebagaimana termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan berimanlah -wahai Bani Israil- kepada Alquran yang aku turunkan kepada Muhammad nabi dan rasul Ku, yang isinya sesuai dengan apa yang kalian ketahui melalui Taurat yang masih benar. Dan janganlah kalian menjadi kelompok pertama dari kalangan ahli kitab yang kafir kepadanya dan jangan pula kalian menukarkan ayat-ayat Ku dengan harga yang murah dari kenikmatan dunia yang akan sirna, dan hanya untuk Ku hendaknya kalian beramal dengan menaati Ku dan tinggalkanlah perbuatan maksiat kepada Ku.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
41. Dan berimanlah kepada al-Qur’an yang telah Aku turunkan kepada Muhammad yang merupakan kitab yang sesuai dengan Taurat. Dan janganlah kalian menjadi orang-orang yang pertama mengingkarinya. Dan janganlah kalian menukar keimanan kepada ayat-ayat-Ku dengan dunia dan kenikmatannya. Hanya kepada-Ku hendaklah kalian takut, maka laksanakanlah ketaatan kepada-Ku dan janganlah bermaksiat kepada-Ku.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
41. Berimanlah kepada Al-Qur`ān yang telah Ku turunkan kepada Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- yang isinya selaras dengan apa yang ada di dalam kitab Taurat -sebelum dimanipulasi- terkait keesaan Allah dan kenabian Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Jangan sekali-kali kamu menjadi golongan pertama yang ingkar kepadanya. Janganlah kamu menukar ayat-ayat yang telah Kuturunkan dengan harga yang murah, seperti pangkat dan jabatan. Takutlah kamu akan murka dan azab-Ku.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
41. وَآمِنُوا بِمَا أَنْزَلْتُ (Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan)
Yakni al-Qur’an
مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ (yang membenarkan apa yang ada padamu)
Yakni al-Qur’an ini sesuai dengan apa yang ada dalam taurat dan kabar berita yang disampaikan oleh para nabi dalam hal kebenaran.
وَلَا تَكُونُوا أَوَّلَ كَافِرٍ بِهِ (dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya)
Yakni seharusnya kalianlah yang pertama-tama membenarkan al-Qur’an
وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي (dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku)
Yakni janganlah menukarkan perintah-perintah-Ku dan larangan-larangan-Ku
ثَمَنًا قَلِيلًا (dengan harga yang rendah)
yakni dengan kehidupan yang kebaikannya hanya sedikit ini dan jabatan yang remeh yang taka da artinya.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Maksud dari lafazh { أَوَّلَ كَافِرٍ بِهِ } "orang yang pertama kafir kepadanya" pada ayat ini padahal sebelum mereka telah lalu kuffar quraisy; adalah mereka kaum kuffar dari kalangan ahli kitab, karena sesungguhnya mereka itu mengetahui apa yang menjadi hak-hak bagi para Nabi, dan apa yang mesti dibenarkan dari mereka.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
Mereka membenarkan Al-Qur’an yang telah Aku turunkan kepada Muhammad SAW. Al-Qur’an yang membenarkan Taurat tentang tauhid dan prinsip-prinsip akidah dan moral. Janganlah kalian menjadi orang pertama yang ingkar dan janganlah kalian tukar ayat-ayatKu tentang perintah dan larangan dengan ayat lain yang menyimpang! Dan janganlah kalian jual itu dengan menunjukkan sedikit bagian darinya dan bagian yang palsu untuk mendapatkan keuntungan kecil dari sampah duinia! Takutlah kalian kepadaKu, waspadalah terhadap hukumanKu, dan janganlah takut kepada siapapun selain Aku!”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{dan Berimanlah kalian kepada apa (Al-Qur'an) yang telah Aku turunkan sebagai pembenar} sebagai penyelaras {bagi apa yang ada bersama kalian (Taurat) dan janganlah kalian menjadi orang yang pertama mengingkarinya dan janganlah kalian menukarkan} dan janganlah kalian mengganti {ayat-ayatKu dengan harga murah} hal duniawi yang remeh {dan bertakwalah hanya kepadaKu.
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
41. “Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan, ” maksudnya al-Qur’an, yang Allah turunkan kepada hamba dan RosulNya, Muhammad SHOLALLOHU 'ALAIHI WASALLAM. Allah memerintahkan mereka untuk beriman kepadanya dan mengikutinya, hal ini mengharuskan keimanan kepada sesorang yang kitab tersebut diturunkan kepadanya, dan Allah menyebutkan pendorong dalam keimanan mereka, seraya berfirman, “ Yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), ” maksudnya, kitab yang sesuai dengan kitab yang berada di sisi kalian, tidak berbeda dan tidak pula bertentangan, lalu apabila ia sesuai dengan apa yang ada pada kalian yang tidak berbeda dengannya, maka tidaklah ada penghalang bagi kalian untuk beriman kepadanya, karena ia membawa ajaran yang dibawa oleh para rosul, dan kalian lebih patut beriman kepadanya dan mempercayainya, karena kalian adalah ahli kitab dan ahli ilmu.
Kemudian dalam firman Allah ta’ala, ”Yang membenarkan (Taurat) yang ada padamu, ” terkandung isyarat bahwa bila kalian tidak beriman kepadanya, maka itu akan kembali pada kalian sendiri dengan pendustaan kalian terhadap apa yang ada pada kalian, karena ajaran yang dibawa kitab tersebut adalah sama dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi Musa, Nabi Isa, dan lain-lainnya dari para nabi. Maka pendustaan kalian terhadapnya adalah pendustaan kalian terhadap apa yang ada pada kalian.
Yang demikian itu ditambah lagi dengan kenyataan bahwa dalam kitab yang ada pada kalian ada berita tentang Nabi yang membawa al-Qur’an tersebut, dan telah disampaikan sebagai kabar gembira (kepada kalian), dan apabila kalian tidak beriman kepadanya niscaya kalian telah mendustai sebagian yang telah turun kepada kalian, padahal orang yang mendustai sebagian yang diturunkan kepadanya, maka dia telah mendustai seluruhnya, sebagaimana orang yang mendustai seorang Rosul, maka dia telah mendustai para Rosul seluruhnya. Dan ketika Allah memerintahkan kepada mereka untuk beriman kepadanya, Allah melarang dan mengingatkan mereka dari kebalikannya yaitu kafir terhadapnya,
Allah berfirman, ”Dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, ” maksudnya kafir kepada Rosul dan al-Qur’an. Dalam firmanNya, ”Orang yang pertama kafir kepadanya” adalah statemen yang lebih kuat daripada kalau mengatakan, ”dan janganlah kalian kafir kepadanya.” Karena apabila mereka yang pertama kafir kepadanya, maka itu menunjukkan bahwa mereka bersegera kepada kekakafiran, suatu tindakan terbalik dari yang seharusnya mereka lakukan , sehingga dosa-dosa mereka dan dosa orang-orang setelahnya yang mengikuti mereka dibebankan kepada mereka.
Kemudian Allah menyebutkan tentang penghalang bagi mereka dari keimanan mereka tersebut yaitu memilih penawaran yang paling rendah daripada kebahagiaan yang abadi, seraya berfirman, ”Dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayatKu dengan harga yang rendah”, maksudnya kedudukan dan penghidupan yang mereka peroleh dimana mereka mengira itu semua akan lenyap jika mereka beriman kepada Allah dan RosulNya, maka mereka menukarkan hal itu dengan ayat-ayat Allah, mereka menyukainya dan mendahulukannya, ”dan hanya kepada Aku-lah” maksudnya tidak kepada selainKu, ”kamu harus bertakwa, ” karena bila kalian bertakwa kepada Allah semata, niscaya ketakwaan kalian itu mendorong kalian untuk mendahulukan keimanan kepada ayat-ayatNya daripada penawaran yang rendah itu, sebagaimana juga bila kalian memilih penawaran yang rendah itu, maka hal itu adalah bukti petunjuk akan hilangnya ketakwaan dalam hati kalian.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Allah SWT berfirman seraya memberikan perintah kepada Bani Israil untuk masuk Islam dan mengikuti nabi Muhammad SAW yang telah diberi rahmat dan salam terbaik oleh Allah, dan mendorong mereka dengan menyebut bapak mereka, yaitu nabi Ya'qub AS. Makna kalimatnya adalah: "Hai anak-anak dari hamba yang taat kepada Allah, jadilah seperti ayah kalian dalam mengikuti kebenaran" Seperti ketika seseorang berkata,"Hai anak yang mulia, lakukanlah ini!" atau "Hai anak yang gagah berani, keluarlah menjadi pahlawan!" atau "Hai anak yang cerdas, carilah ilmu", dan sejenisnya.
Dari Abdullah bin Abbas, bahwa sesungguhnya Bani Israil itu seperti dengan ucapanmu, yaitu hamba Allah.
Terkait firman Allah SWT, (ingatlah akan nikmatKu yang telah Aku anugerahkan kepadamu) Mujahid berkata,’Nikmat Allah yang dianugerahkan kepada mereka, baik yang disebutkan maupun yang tidak, yaitu ketika Dia memecahkan batu untuk mereka, menurunkan manna dan salwa, serta menyelamatkan mereka dari perbudakan keluarga Fir'aun"
Abu Al-'Aliyah berkata,"NikmatNya adalah menjadikan di antara mereka para nabi dan rasul serta menurunkan kitab-kitab untuk mereka."
Saya berkata,”ini seperti ucapan nabi Musa AS kepada mereka, (Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain".) (Surah Al-Maidah: 20) maknanya yaitu di zaman mereka.
Dari Ibnu Abbas terkait firman Allah SWT, (ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu) maknanya yaitu bantuanKu yang untuk kalian dan nenek moyang kalian ketika Aku menyelamatkan mereka dari Fir'aun dan kaumnya.
Terlkai firman (dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu) Ibnu Abbas berkata maknanya adalah perjanjian yang Aku ambil dari leher kalian, yaitu perjanjian dengan nabi Muhammad SAW ketika dia datang kepada kalian (niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu) maknanya yaitu, Aku akan memenuhi janjiKu kepada kalian dengan membenarkan dan mengikutinya dengan melepaskan beban dan belenggu yang sebelumnya ada di leher kalian karena dosa-dosa yang kalian perbuat.
Abu Al-'Aliyah berkata, (dan penuhilah janjimu kepada-Ku) maknanya yaitu janji Allah kepada hamba-hambaNya yaitu agama Islam, supaya mereka mengikutinya"
Firman Allah, (dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk)), maknanya adalah takutlah kepadaKu. Ini adalah pendapat yang dikatakan oleh Abu Al-'Aliyah, As-Suddi, Ar-Rabi' bin Anas, dan Qatadah.
Ibnu Abbas berkata tentang firman Allah SWT (dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk)) maknanya yaitu, Allah akan menurunkan kepada kalian sesuatu yang telah diturunkan kepada orang-orang sebelum kalian yaitu nenek moyang kalian berupa adzab-adzab yang telah kalian ketahui, seperti adzab membalikkan bumi dan lainnya.
Ini merupakan peralihan dari ajakan menjadi ancaman. Allah SWT telah mengajak mereka dengan cara yang halus dan cara memberi ancaman, barangkali mereka kembali kepada kebenaran, mengikuti Rasulallah SAW, merenungi Al-Quran beserta peringatan-peringatannya, melaksanakan perintah-perintahNya, dan membenarkan berita-berita dariNya. Allah adalah Yang Maha Pemberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki menuju jalan yang lurus. Karena itu, Dia berfirman, Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Quran) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat)). Kata (mushaddiqan) itu manshub karena menjadi “haal” dari kata “maa”, bentuknya yaitu “bil ladzi anzaltu mushaddiqan” (beriman kepada apa Aku turunkan) atau dari “dhamir” yang dibuang, bentuknya yaitu “bi maa anzalathu mushaddiqan” (beriman kepada apa yang Aku turunkan) bisa juga menjadi “mashdar” dari “fi’il”, yaitu pada firman Allah (Bi maa anzaltu mushaddiqan) maknanya yaitu Al-Quran yang diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW, nabi dari bangsa Arab, yang ummi, sebagai kabar gembira dan peringatan, pelita yang menerangi, mengandung kebenaran dari Allah SWT, dan membenarkan apa yang telah ada sebelumnya yaitu Taurat dan Injil.
Abu Al-'Aliyah berkata terkait firman Allah SWT (Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Quran) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat)).maknanya yaitu:"Wahai Ahli Kitab, berimanlah kepada apa yang telah Aku turunkan (Al-Qur'an) yang membenarkan apa yang ada pada kalian dia berkata: "Karena sesungguhnya mereka itu mendapati bahwa nabi Muhammad SAW itu telah tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka"
Diriwayatkan dari Mujahid, Ar-Rabi' bin Anas, dan Qatadah pendapat seperti itu.
Terkait firman Allah (dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya), beberapa ulama’ bahasa berkata bahwa yang dimaksud adalah kelompok pertama yang mengingkarinya" atau hal semacamnya.
Abu al-'Aliyah berkata bahwa maknanya adalah,”Janganlah menjadi orang pertama yang mengingkari nabi Muhammad SAW, yaitu orang pertama dari kaum kalian, Ahli Kitab, setelah mendengar bahwa nabi Muhammad SAW telah diutus. Begitu juga pendapat Al-Hasan, Sufyan Ats-Tsauri, dan Ar-Rabi' bin Anas.
Ibnu Jarir memilih bahwa kata ganti dalam firmanNya "bihi" merujuk kepada Al-Qur'an yang telah disebutkan sebelumnya dalam firmanNya (Bi maa anzaltu). Kedua pendapat ini benar, karena keduanya saling berkaitan. karena siapa saja yang mengingkari Al-Qur'an, maka dia telah mengingkari nabi Muhammad, SAW dan siapa saja yang mengingkari nabi Muhammad SAW, maka dia telah mengingkari Al-Qur'an.
Adapun firmanNya: (orang yang pertama kafir kepadanya), maknanya adalah orang pertama dari Bani Israil yang kafir, telah ada banyak orang kafir Quraisy dan lainnya dari bangsa Arab yang kafir. Maksudnya adalah orang pertama dari Bani Israil yang kafir secara langsung, karena orang-orang Yahudi di Madinah adalah orang pertama dari Bani Israil yang diajak berbicara tentang Al-Qur'an. Keingkaran mereka kepada Al-Qur’an menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang pertama kali ingkar dari golongan mereka
Firman Allah (, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah) maknanya adalah janganlah mengganti keimanan kepada ayat-ayatKu, dan rasulKu dengan harta dan nafsu. karena semua itu hanya sebentar dan merupakan sesuatu yang fana. Sebagaimana yang dikatan oleh Abdullah bin Mubarak, bahwa Abdurrahman bin Yazid bin Jabir, dari Harun bin Yazid, memberitahu kami: "Al-Hasan (yaitu Hasan Al-Bashri) ditanya tentang firman Allah: (harga yang rendah), dia menjawab: Harga yang rendah itu adalah dunia beserta segala hiasannya."
Abu Al-'Aliyah berkata tentang firman Allah SWT (dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah) maknanya adalah janganlah mengambil imbalan atas ayat-ayatNya. Dia berkata: "Dan hal iitu tertulis pada kitab pertama yang ada pada mereka: “Wahai anak cucu Adam, ilmu itu dipelajari secara gratis, sebagaimana kamu diajari secara gratis"
Dikatakan bahwa maknanya adalah jangan mengganti penjelasan, keterangan, dan penyebaran ilmu yang bermanfaat bagi manusia dengan menyembunyikannya dan menyamarkannya agar kalian bisa berada di atas kepemimpinan di dunia yang rendah, hina, dan akan segera berlalu.
Makna firman Allah SWT: (dan hanya kepadaKulah kamu harus bertakwa) adalah Sesungguhnya Allah SWT mengancam mereka atas sesuatu yang sengaja mereka lakukan berupa menyembunyikan dari kebenaran dan menampakkan yang kebalikannya, serta menentang Rasulallah SAW
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata :
ءَامِنُواْ بِمَآ أَنزَلۡتُ Aaminuu bimaa anzaltu : Berimanlah terhadap Al-Qur’anul Karim
وَلَا تَشۡتَرُواْ بَِٔايَٰتِي wa Laa tasytaruu bi aayaatii : Janganlah kalian menyembunyikan kebenaran tentang perkara Muhammad ﷺ
ثَمَنٗا قَلِيلٗا Tsamanan Qolilaa : Perhiasan kehidupan dunia
وَإِيَّٰيَ فَٱتَّقُونِ Wa iyyaya fattaquun : Takutlah kepadaKu karena kalian telah menyembunyikan kebenaran dan menolah kenabian Muhammad ﷺ dan Aku akan menurunkan adzabKu.
Makna ayat :
Perintah agar beriman kepda Al-Qur’anul karim serta tidak menjadi orang yang pertama kali mengingkari Al-Qur’an. Allah melarang mereka agar tidak menukar penjelasan yang benar tentang keimanan kepda RasulNya Muhammad ﷺ dengan harga yang sedikit berupa perhiasan kehidupan dunia. Serta Allah menyuruh mereka agar bertakwa kepadaNya dalam hal itu dan memperingatkan apabila mereka menyembunyikan kebenaran akan turun adzab untuk mereka.
Pelajaran dari ayat :
3. Kewajiban untuk menjelaskan kebenaran dan keharaman menyembunyikan kebenaran.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Baqarah ayat 41: Allah kemudian memerintahkan bani israil untuk beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepada Muhammad ﷺ yang selaras dengan taurat, dan Allah mewanti-wanti agar tidak menjadi seseorang yang kufur pertama kali kepada rasul dan Al-Qur’an, Allah juga memrintahkan untuk membenarkan Al-Qur’an dan Allah juga memperingatkan agar tidak mengganti ayat-ayat Al-Qur’an dengan harga yang sedikit demi mendaptkan dunia yang fana. Kemudian Allah memerintahkan agar menjadi orang-orang yang bertakwa yaitu dengan ketaatan kepada Allah dan meninggalkan kemaksiatan.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Hal ini menghendaki juga beriman kepada orang yang diturunkan kepadanya Al Qur'an, yaitu Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Sesuai dengan kitab Taurat yang ada pada mereka dan tidak menyelisihi sehingga tidak ada lagi penghalang bagi mereka untuk beriman kepadanya, karena ia datang dengan membawa hal yang sama dengan dibawa para rasul. Oleh karena itu, jika mereka mendustakan kitab Al Qur'an, maka sama saja mereka mendustakan kitab Taurat dan kitab-kitab yang lain. Mereka (Bani Isra'il) adalah orang yang lebih patut beriman dan membenarkannya, karena mereka ahlul kitab dan memiliki pengetahuan.
Yakni kepada Al Qur'an dan kepada Rasul-Nya. Kata-kata "pertama kafir kepadanya" lebih dalam daripada kata-kata "janganlah kamu kafir kepadanya", karena kata-kata tersebut menunjukkan kesegeraan mereka untuk kafir padahal tidak patut bagi mereka, dan mereka akan memperoleh dosa mereka serta dosa orang yang mengikuti mereka setelahnya.
Perhiasan dunia yang akan lenyap. Inilah sebab yang menghalangi mereka untuk beriman, yaitu karena lebih memilih dan melebihkan perhiasan dunia di atas kebahagiaan selama-lamanya –na'uuudzu billahi min dzaalik-. Mereka lebih memilih jabatan dan harta daripada beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Yang menghendaki untuk mengedepankan iman daripada perhiasan dunia.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 41
Tuntunan pada ayat di atas dipertegas lagi dengan mengajak mereka memeluk islam yang dibawa oleh nabi Muhammad. Dan berimanlah kamu kepada apa, yakni Al-Qur'an, yang telah aku turunkan kepada nabi Muhammad yang membenarkan apa, yakni taurat, zabur, dan lain-lain, yang ada pada kamu, dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama, yakni yang paling gigih dan paling keras mengingkari dan kafir kepadanya. Janganlah kamu jual, campakkan, atau tukar ayat-ayat ku dengan kemegahan duniawi dan dengan harga yang pada hakikatnya murah walaupun tampak mahal, dan bertakwalah hanya kepada-ku, sebab dengan itu kamu akan dapat menjalankan perintah-ku dan meninggalkan larangan-ku, sehingga kamu tidak terjerumus dalam kesesatan. Pada ayat ini, Allah memberikan larangan kepada bani israil untuk tidak mencampuradukkan antara kebenaran dan kebatilan. Dan janganlah kamu, wahai bani israil, campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dengan memasukkan apa yang bukan firman Allah ke dalam kitab taurat, dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran firman-firman Allah seperti berita akan datangnya nabi Muhammad, sedangkan kamu mengetahuinya. Orang-orang yahudi menyembunyikan berita tentang kedatangan nabi Muhammad yang termaktub di dalam taurat dengan maksud untuk menghalangi manusia beriman kepadanya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah aneka ragam penjelasan dari kalangan ahli tafsir berkaitan kandungan dan arti surat Al-Baqarah ayat 41 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan bagi kita bersama. Dukung dakwah kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.