Surat Al-Baqarah Ayat 15

ٱللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِى طُغْيَٰنِهِمْ يَعْمَهُونَ

Arab-Latin: Allāhu yastahzi`u bihim wa yamudduhum fī ṭugyānihim ya'mahụn

Artinya: Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.

« Al-Baqarah 14Al-Baqarah 16 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Penting Berkaitan Surat Al-Baqarah Ayat 15

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 15 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi pelajaran penting dari ayat ini. Terdokumentasikan variasi penjelasan dari para ulama tafsir mengenai kandungan surat Al-Baqarah ayat 15, sebagiannya sebagaimana terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Allah akan membalas ejekan mereka dan menunda menyiksa mereka supaya mereka kian bertambah besar dalam kesesatan dan kebimbangan dan semakin ragu-ragu, dan  Allah akan membalas mereka atas olok-olok mereka terhadap kaum Mukmin.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

15-16. Allah menyebutkan balasan atas olok-olok mereka, yaitu dengan mengolok-olok mereka pula dan menangguhkan siksaan bagi mereka agar mereka terus menerus berbuat dosa dan kufur dan dalam keadaan kebingungan. Mereka jauh dari kebenaran dan lebih memilih kesesatan daripada petunjuk, mereka seperti pembeli yang begitu ingin membeli barang yang merugikan sehingga mereka tidak mendapat keuntungan sama sekali. Mereka mengharamkan diri mereka dari petunjuk dan tenggelam dalam kesesatan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

15. Allah mengolok-olok mereka untuk membalas tindakan mereka yang telah mengolok-olok orang-orang mukmin, sebagai balasan yang setimpal dengan perbuatan mereka. Oleh karena itu, di dunia Allah memberlakukan kepada mereka ketentuan hukum yang sama dengan kaum muslimin. Adapun di akhirat, Allah akan memberikan balasan yang setimpal dengan kekafiran dan kemunafikan mereka. Dan Allah menangguhkan siksa mereka agar mereka terus bergelimang dalam kesesatan dan kejahatan mereka, sehingga mereka senantiasa diliputi kebingungan dan kebimbangan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

15. اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ (Allah akan (membalas) olok-olokan mereka)
yakni Allah Ta’ala kemudian menurunkan kepada mereka kehinaan, membalas perbuatan mereka, dan merendahkan mereka sebagai pembelaan kepada orang-orang mukmin.

وَيَمُدُّهُمْ (dan membiarkan mereka)
Yakni tidak menghiraukan mereka

فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ (terombang-ambing dalam kesesatan mereka)
Yakni yang berada dalam kekufuran yang berlarut-larut.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

Allah membalas olok-olok mereka, meremehkan mereka, mendikte mereka dan menjerumuskan mereka dalam kesesatan. Dan mereka ragu dan bingung (memilih) antara kekafiran dan keimanan


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Allah akan mengolok-olok mereka} Allah akan mengolok-olok dan membalas ejekan mereka {dan membiarkan mereka} mengabaikan mereka dan memberi mereka tenggang waktu {dalam kesesatan mereka} dalam kekufuran dan kesesatan mereka {terombang-ambing} mereka kebingungan


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H



15. Allah ta’ala berfirman, “Allah akan membalas olok-olok mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.” Ini merupakan balasan bagi mereka atas tindakan mereka mengolok-olok hamba-hambaNya, dan di antara olok-olokan Allah kepada mereka adalah bahwa Dia menghiasi kondisi mereka dalam kesengsaraan dan keadaan yang buruk hingga mereka mengira bahwasanya mereka bersama kaum Mukminin ketika Allah tidak memerintahkan kaum Mukminin menghancurkan mereka, dan juga di antara olok-olokan Allah kepada mereka pada Hari Kiamat kelak adalah bahwasanya Dia akan memberikan mereka (ketika ) bersama kaum Mukminin cahaya yang jelas, maka apabila kaum Mukminin berjalan dengan cahaya mereka, padamlah cahaya kaum munafik dan mereka tetap berada dalam kegelapan setelah terang benderang dalam kondisi kebingungan, dan betapa besar penyesalan itu setelah ketamakan.
"Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” Mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu." (QS. Al-Hadid : 14)
FirmanNya, ”Dan membiarkan mereka, ” maksudnya menambahkan (waktu) buat mereka, ”dalam kesesatan mereka, ” maksudnya dalam kejahatan dan kekufuran mereka, (dan mereka) “terombang-ambing” maksudnya dalam kebingungan dan kebimbangan; dan inilah cara Allah ta’ala mengolok-olok mereka.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Allah SWT berfirman, apabila orang-orang munafik itu bertemu dengan orang-orang mukmin mereka berkata, (Kami telah beriman) maksudnya yaitu mereka menampakkan keimanan, janji dan kecintaan mereka kepada orang-orang mukmin dengan penuh kemunafikan, kepura-puraan dan untuk menghindar, serta agar mereka bisa ikut mengambil bagian dari kebaikan dan harta rampasan yang diperoleh oleh orang-orang mukmin.

(Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka) maknanya yaitu ketika mereka berpaling dan pergi kepada para setan mereka. Kata (Khalau) ini mengandung makna berpaling, disambungkan dengan "ila" untuk menunjukkan fi'il yang mengandung dhamir dan fi'il yang tampak.
Di antara para ulama, ada yang berpendapat bahwa "ila" di sini mengandung makna "ma'a". Pendapat pertama itu yang lebih baik, dan pendapat ini menjadi dasar ungkapan Ibnu Jarir.
As-Suddi meriwayatkan dari Abu Malik bahwa (Khalau) maknanya adalah berlalu. "Setan-setan mereka) maknanya adalah para pemimpin, pembesar, dan pemuka mereka, yaitu para uskup Yahudi, para pemimpin orang musyrik, dan orang-orang munafik.
Dari Ibnu Abbas, bahwa (Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka) itu adalah orang-orang Yahudi yang diperintah oleh mereka untuk berdusta, dan menentang apa yang dibawa Rasulallah SAW.
Mujahid berkata bahwa (Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka) itu adalah para sahabat mereka yaitu orang-orang munafik dan orang-orang musyrik.
Qatadah berkata bahwa (Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka) berarti kembali kepada para pemimpin dan pemuka mereka dalam hal kesyirikan dan kejahatan.
Begitu juga, Abu Malik, Abu Al-'Aliyah, As-Suddi, dan Ar-Rabi' bin Anas menafsirkan demikian.
Ibnu Jarir berkata bahwa setan dari segala sesuatu itu adalah yang menentangnya, dan bisa berasal dari golongan manusia dan jin, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan demikianlah untuk setiap nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan-setan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan) (Surah Al-An'am: 112).
Dalam "Musnad" dari Abu Dzar, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Berlindunglah kepada Allah dari setan-setan dari golongan manusia dan jin." Aku bertanya, "Ya Rasulullah, apakah ada setan dari kalangan manusia juga?" Beliau menjawab: "Iya".
Dari Ibnu Abbas tentang firman Allah SWT: (Mereka berkata," Sesungguhnya kami bersama kamu") maknanya adalah: "Kami berada di tempat yang sama dengan kalian", dan ayat (kami hanya berolok-olok) maknanya adalahi: "Kami hanya mengolok-olok dan bermain-main dengan kaum itu"

Hal itu juga dikatakan oleh Ar-Rabi' bin Anas dan Qatadah.
Dan firman Allah SWT untuk menjawab dan menanggapi perbuatan mereka yaitu (Allah akan memperolok-olokkan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan (15))
Ibnu Jarir berkata bahwa Allah SWT akan membalas perbuatan mereka itu pada hari kiamat, sebagaimana diterangkan dalam firmanNya: (Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu". Dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)". Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa)' [Surah Al-Hadid: 13] dan firmanNya: (Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa mereka semakin bertambah) [Surah Ali Imran: 178].
Ibnu Jarir berkata, "ini adalah balasan dan hal yang serupa berupa olok-olok, ejekan, dan tipu daya dari Allah untuk orang-orang munafik dan orang-orang yang berbuat syirik kepadaNya, ketika seseorang mengatakan dan menafsiri hal ini"
Ulama' lainnya berkata bahwa maknanya yaitu ini bentuk olok-olok, celaan, dan cemoohan Allah atas mereka itu akibat kemaksiatan dan kekafiran yang mereka kerjakan.
Ulama' lain juga berkata bahwa "ayat ini dan perumpamaan lainnya adalah bentuk jawaban, seperti seseorang yang berhasil menipu orang lain dan berkata: "Aku telah menipu kamu" padahal dia sebenarnya tidak menipu, tapi dia mengatakan itu setelah dia berhasil menipu.
Ulama' lainnya berkata, Allah SWTmemberitahu bahwa Dia mengolok-olok mereka, lalu menampakkan hukum-hukumNya bagi mereka di dunia, seperti melindungi nyawa dan harta mereka, berbeda dengan apa yang menanti mereka di akhirat, yaitu siksa dan hukuman.

Kemudian Ibnu Jarir menjelaskan dan mempertahankan pendapat terakhir ini karena tipu daya, tipuan, dan ejekan dengan tujuan main-main dan bercanda kepada Allah itu dilarang, tetapi apabila dengan tujuan membalas dengan adil dan memberi hukuman maka itu tidak dilarang.

Firman Allah SWT: (membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan)
Ibnu Jarir berkata bahwa pendapat yang benar adalah Allah akan menambah pembiaran mereka dalam kedurhakaan dan kesombongan mereka, sebagaimana Allah berfirman: (Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat) [Surah Al-An'am: 110]
Makna durhaka adalah melampaui batas sesuatu, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa (nenek moyang) kamu, ke dalam bahtera( (Surah Al-Haqqah: 11).
Dari Ibnu Abbas, bahwa makna (mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka) yaitu mereka kebingungan dalam kekufuran mereka. Hal ini juga dijelaskan oleh As-Suddi dengan menyandarkannya kepada para sahabat. Demikian juga Abu Al-‘Aliyah, Qatadah, Ar-Rabi' bin Anas, Mujahid, Abu Malik, dan Abdul Rahman bin Zaid tentang kekufuran dan kesesatan mereka.
Ibnu Jarir berkata, Kata “Al-'amah” artinya kesesatan. Dikatakan,”Fulan menjadi buta, jika dia tersesat. Dia berkata, dan firman Allah (mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka) itu maknanya dalam kesesatan dan kekafiran mereka yang telah meliputi dan meninggikan mereka noda tersebut. Mereka bingung dalam kesesatan, dan tidak menemukan jalan keluar dari sana, sarena sesungguhnya Allah SWT telah mengunci mati dan menetapkan kesesatan itu pada hati mereka, dan membutakan penglihatan mereka dari petunjuk, serta meliputi hatinya dengan kesesatan itu; sehingga mereka tidak melihat petunjuk, dan tidak mendapatkan jalan keluar.
Sebagian ulama’ berkata: “Al-‘Amyu” adalah kebutaan untuk mata, dan “Al-‘Amah” adalah kebutaan hati. “Al-‘Amyu” juga terkadang digunakan untuk kebutaan hati. Allah SWT berfirman: (sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada( (Surah Al-Hajj: 46).
Bisa juga dikatakan: “(‘Amiha Ar-Rajulu Ya’mahu ‘Umuhan fa Huwa ‘Amihun wa ‘Aamihun) dan bentuk jamaknya adalah (‘Ummahun), dan unta betinanya hilang tersesat, ketika tidak diketahui ke mana perginya.


📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi

Makna kata :
طُغۡيَٰنِهِمۡ Ath-Thughyaan artinya melewati batas dalam suatu perkara dan berlebih-lebihan di dalamnya.

Al-‘Amah yaitu julukan bagi orang yang buta hatinya, sebagaimana al-Ama berarti buta pada penglihatannya. Tidak bisa melihat akibat dari kebingunan dan kesesatannya.

Makna ayat :
Pada ayat berikutnya (15) Allah mengabarkan bahwa Dia mengolok-olok mereka sebagai balasan setimpal atas perbuatan mereka serta menambah melampaui batasannya, kebimbangan hatinya dan kegoncangan jiwanya serta kesesatan pikirnya, sesuai sunnatullah bahwa keburukan akan melahirkan keburukan.

Pelajaran dari ayat :
Ada sebagian manusia yang menjadi setan dengan mengajak kepada kekufuran dan kemaksiatan, menyuruh perbuatan munkar dan melarang perbuatan baik.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Baqarah ayat 15: Allah menjelaskan bahwasanya balasan bagi mereka atas olok-olok mereka dan ejekan mereka kepada hamba Allah yang beriman adalah olok-olok pula terhadap mereka ; maka mereka akan dibiarkan agar supaya bertambah kesesatan mereka , sehingga mereka tidak menyadari atas apa yang telah mereka lakukan.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Sifat tersebut "mengolok-olok" menjadi sifat sempurna dalam keadaan "jika menghadapi orang-orang yang melakukan perbuatan seperti itu,” karena yang demikian menunjukkan bahwa yang memilikinya juga memiliki kemampuan untuk membalas musuhnya dengan melakukan tindakan yang sama atau lebih, dan sifat tersebut tentu akan menjadi sifat kekurangan dalam keadaan selain ini. Oleh karena itu, ia sebagai sifat bagi Allah Ta'ala namun tidak secara mutlak dan tidak menjadi nama-Nya.

Allah Ta'ala membiarkan mereka agar bertambah sesat, bingung dan bimbang serta memberikan balasan olok-olokkan yang mereka lakukan kepada kaum mukmin. Di antara olok-olokkan-Nya kepada mereka (kaum munafik) adalah dengan dihiasnya perbuatan yang menyebabkan mereka sengsara dan dihiasnya keadaan yang buruk, termasuk olok-olokkan-Nya kepada mereka pada hari kiamat adalah dengan diberikan-Nya kepada mereka dan kepada kaum mukmin cahaya yang nampak, ketika kaum mukmin berjalan dengan cahayanya, tiba-tiba cahaya mereka (kaum munafik) padam sehingga mereka dalam kegelapan lagi bingung. Alangkah besarnya putus asa jika awalnya didahului oleh harapan yang berada di depan mata. Memang, orang-orang munafik memperoleh manfa'at dari kekafiran yang mereka sembunyikan; darah dan harta mereka selamat, demikian juga memperoleh keamanan, namun bisa saja maut datang menjemput sehingga yang mereka peroleh hanyalah kegelapan kubur, kegelapan kufur, kegelapan nifak (kemunafikan) dan kegelapan maksiat sesuai jenisnya, setelah itu adalah neraka dan neraka itulah tempat kembali yang paling buruk.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 15

Sebagai balasan atas perbuatan mereka itu, Allah akan memperlakukan mereka seperti orang yang memperolok-olokkan dan merendahkan mereka, dan membiarkan mereka dengan menangguhkan siksa-Nya beberapa saat sehingga mereka semakin jauh terombang-ambing dalam kesesatan dan semakin buta dari kebenaran, sampai akhirnya datang saat yang tepat untuk menyiksa mereka, seperti yang akan dijelaskan pada surah a'li imra'n/3: 87. Mereka itulah orang-orang yang jauh dari kebenaran yang membeli kesesatan dengan petunjuk. Sikap mereka yang memilih kesesatan dan mengabaikan kebenaran diumpamakan seperti pedagang yang memilih barang-barang rusak untuk dijual dalam perdagangannya. Maka perdagangan mereka itu tidak beruntung. Jangankan untung yang didapat, modal pun hilang. Dan mereka tidak mendapat petunjuk yang dapat mengantarkan kepada kebenaran, sebab yang ada pada mereka hanyalah kesesatan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Tematis / Team Asatidz TafsirWeb

Ayat ini merupakan jawaban atas tindakan orang-orang munafik ketika mereka mengolok-olok agama Allah. Maka ayat ini turun sebagai bantahan atas tindakan mereka, hakikatnya merekalah yang justru diolok-olok oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan.

Ibnu Jarir mengatakan, Allah Subhanahu wa Ta'ala memberitahukan bahwa Dialah yang akan melakukan pembalasan terhadap orang-orang munafik itu kelak di akhirat, seperti yang dinyatakan dalam firman-NYA :

يَوْمَ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ آمَنُوا انْظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ قِيلَ ارْجِعُوا وَرَاءَكُمْ فَالْتَمِسُوا نُورًا فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَابُ

Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu". Dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)". Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. (QS. Al-Hadid :13)

Dalam ayat lain Allah berfirman :

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ

Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan. (QS. Ali Imron :178)

Ibnu Jarir  mengatakan bahwa hal ini dan yang serupa dengannya merupakan ejekan, penghinaan, makar, dan tipu muslihat Allah Subhanahu wa Ta'ala terhadap orang-orang munafik dan orang-orang musyrik. Ketika mereka merasa telah melakukan ejekan, tipuan terhadapa Allah Subhanahu wa Ta'ala, justru sebenarnya merekalah yang ditipu oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hal ini senada dengan firman-NYA :

وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ

Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (QS. Ali Imron :54)

Dan firman-Nya dalam ayat yang lain :

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. (QS. An-Nisa :142)

Dalam ayat lain :

فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ سَخِرَ اللَّهُ مِنْهُمْ

maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu (QS. At-Taubah :79)

demikian juga dengan ayat-ayat lain yang serupa merupakan berita dari Allah Subhanahu wa Ta'ala bahwa Dia pasti akan membalas terhadap mereka dengan balasan memperolok-olokan dan menyiksa mereka dengan tipuan, sebagaimana tipuan yang telah mereka lakukan. Kemudian berita mengenai balasan Allah dan siksaan-Nya kepada mereka diungkapkan dengan gaya bahasa yang sama dengan perbuatan mereka yang menyebabkan mereka berhak mendapat siksaan-Nya, akan tetapi memiliki makna yang berbeda.

Ibnu jarir kembali mengatakan bahwa makna yang dimaksud dalam ayat ini adalah; Allah memberitahukan perihal orang-orang munafik yang apabila mereka berkumpul dengan pemimpin-pemimpin mereka, mereka mengatakan, “sesungguhnya kami sependirian dengan kalian dalam mendustakan Muhammad dan apa yang didatangkannya. Sesungguhnya kata-kata yang kami ucapkan dan sikap yang kami perlihatkan kepada mereka hanyalah mengolok-olok mereka.” Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala memberitahukan bahwa Dia membalas mengolok-olok mereka. Untuk itu Allah tampakan kepada mereka sebagian dari hukuman-hukuman di dunia, yaitu dengan terpeliharanya darah mereka begitu pula dengan harta mereka di dunia, padahal hal itu justru kebalikan apa yang akan mereka terima nanti di akhirat, yaitu berupa siksaan-siksaan bagi mereka.

Selain itu, Allah juga akan membiarkan mereka dalam kesesatan yang mereka lakukan, dan dihiasa dalam hati mereka segala bentuk kesesatan dan keburukan seolah tampak seperti kebaikan yang menyebabkan mereka semakin jauh tenggelam dalam kesesatan tersebut dan susah untuk bisa menerima kebaikan dan hidayah. Bahkan setiap kali mereka melakukan perbuatan dosa, maka Allah tambah nikmat baru kepada mereka yang hakikatnya merupaka azab bagi mereka sehingga membuat mereka terombang-ambing dalam dosa dan kesesatan. Hal ini sebagaimana firman-Nya :

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ-فَقُطِعَ دَابِرُ الْقَوْمِ الَّذِينَ ظَلَمُوا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. - Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al-An’am :44-45)

Kemudian Allah akan menarik mereka semua kedalam kebinasaan sebagaimana firman-Nya :

وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ

Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. (QS. Al-A’rof : 182)


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian kumpulan penjabaran dari berbagai mufassir berkaitan kandungan dan arti surat Al-Baqarah ayat 15 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan untuk kita semua. Sokonglah perjuangan kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Tersering Dibaca

Ada berbagai konten yang tersering dibaca, seperti surat/ayat: An-Nashr, Al-Ma’idah 3, Al-‘Ashr, Bismillah, Yusuf, An-Nisa 59. Juga Al-Lahab, Al-Kahfi 1-10, Quraisy, An-Naziat, Az-Zumar 53, Al-Qari’ah.

  1. An-Nashr
  2. Al-Ma’idah 3
  3. Al-‘Ashr
  4. Bismillah
  5. Yusuf
  6. An-Nisa 59
  7. Al-Lahab
  8. Al-Kahfi 1-10
  9. Quraisy
  10. An-Naziat
  11. Az-Zumar 53
  12. Al-Qari’ah

Pencarian: inna anzalnahu fi lailatul qadr, surah al lail beserta artinya, surat ar-rum, latin surat al fiil, surat al imran ayat 134 latin

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.