Surat Al-Baqarah Ayat 24
فَإِن لَّمْ تَفْعَلُوا۟ وَلَن تَفْعَلُوا۟ فَٱتَّقُوا۟ ٱلنَّارَ ٱلَّتِى وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ ۖ أُعِدَّتْ لِلْكَٰفِرِينَ
Arab-Latin: Fa il lam taf'alụ wa lan taf'alụ fattaqun-nārallatī waqụduhan-nāsu wal-ḥijāratu u'iddat lil-kāfirīn
Artinya: Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) -- dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.
« Al-Baqarah 23 ✵ Al-Baqarah 25 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Menarik Berkaitan Dengan Surat Al-Baqarah Ayat 24
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 24 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai tafsir menarik dari ayat ini. Terdokumentasikan pelbagai penafsiran dari beragam mufassirin berkaitan isi surat Al-Baqarah ayat 24, antara lain sebagaimana di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Maka jika sekarang ini kalian tidak sanggup -dan akan tetap tidak akan sanggup juga nantinya dan itu pasti adanya- maka takutlah kalian terhadap neraka dengan cara beriman kepada nabi Muhammad Shallallahu alaihi salam dan taat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. inilah neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan yang telah disediakan bagi orang-orang yang kafir kepada Allah dan para rasul-Nya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
24-25. Itu merupakan ancaman bagi orang-orang yang mendustakan dan mengingkari Allah dan hari akhir. Adapun orang-orang yang beriman dan membenarkan Allah dan Rasul-Nya, bagi mereka berita gembira.
Setelah Allah menyebutkan penyampai berita gembira, kemudian Dia menyebutkan berita gembira tersebut dengan firman-Nya: (أن لهم الجنات) yakni surga yang banyak. Oleh sebab itu Allah memerintahkan Rasulullah untuk mengabarkan kepada mereka kebun-kebun yang diliputi pepohonan dan dibawahnya terdapat sungai-sungai yang mengalir, pepohonan tersebut memiliki buah-buahan yang mirip dengan buah-buahan dunia dari sisi warna dan bentuknya, namun berbeda dari sisi rasa dan ukurannya. Selain kenikmatan yang kekal ini, bagi mereka juga istri-istri yang selalu suci dari haid dan kotoran. Dan Rasulullah telah menjalankan perintah ini dengan menyampaikan kabar gembira kepada manusia berupa surga dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Terdapat berbagai kitab yang telah ditulis mengenai kabar-kabar gembira yang disampaikan Rasulullah.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
24. Jika kalian tidak bisa melakukannya dan memang tidak akan sanggup melakukannya sampai kapanpun juga, maka takutlah kalian terhadap siksa neraka yang dinyalakan dengan bahan bakar dari manusia yang layak disiksa, ditambah dengan batu yang dahulu mereka sembah selain Allah dan bahan bakar lainnya. neraka ini telah disiapkan dan disediakan oleh Allah bagi orang-orang kafir.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
24. فَاِنْ لَّمْ تَفْعَلُوْا (Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya))
yakni jika kalian tidak mampu melakukan itu, dan telah jelas ketidakmampuan kalian untuk mendatangkan semisal salah satu surat dari al-Qur’an.
فَاتَّقُوا النَّارَ (maka peliharalah dirimu dari neraka)
Yakni maka jauhkanlah diri kalian dari neraka dengan beriman kepada Allah, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya dan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dan tantangan terhadap orang-orang kafir ini merupakan termasuk hal ghaib yang dikabarkan oleh al-Qur’an sebelum waktu kejadiannya; karena belum pernah ada satupun dari orang-orang kafir yang menyambut tantangan ini, baik itu di zama Rasulullah maupun zaman setelahnya sampai saat ini. Dan tidak ada yang mencoba untuk mendatangkan surat seperti yang ada dalam al-Qur’an kecuali datang dengan sesuatu yang hanya menjadi bahan tertawaan bagi orang yang berakal, sebagaimana yang dilakukan oleh Musailamah dan lainnya.
الَّتِيْ وَقُوْدُهَا (yang bahan bakarnya (manusia dan batu))
yakni neraka ini menyala dengan bahan bakar manusia dan batu. Allah menjadikan bahan bakarnya adalah sesuatu yang ingin dibakar-Nya. Diriwayatkan dari hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah bersabda: tidak ada satupun dari para nabi kecuali diberi oleh Allah ayat-ayat (mukjizat) yang menjadikan manusia beriman kepada mereka. Dan yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang diilhamkan oleh Allah kepadaku, maka aku berharap umatku adalah umat yang paling banyak di hari kiamat nanti.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Diantara macam-macam hukuman yang paling sadis adalah ketika diri dan jasad manusia menjadi sumber hukumannya, dan inilah yang dijanjikan Allah untuk para penghuni neraka; agar bertambah kepedihan yang mereka rasakan : { وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ } "bahan bakarnya manusia dan batu".
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
Dan apabila kalian tidak bisa dan tidak kuasa mendatangkan surah yang serupa, maka takutlah terhadap neraka jahanam dengan beriman dan melaksanakan kewajiban-kewajiban dan menjauhi larangan-larangan. Neraka yang bahan bakarnya orang-orang kafir dan bebatuan berhala yang disembah itu disiapkan untuk orang-orang yang ingkar
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Jika kalian tidak melakukannya dan pasti kalian tidak akan (mampu) melakukannya, maka takutlah} maka waspadalah {terhadap api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan yang disediakan} dipersiapkan {bagi orang-orang kafir
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
24. Ayat ini dan ayat-ayat yang semisalnya dinamakan dengan ayat tantangan. Maksudnya adalah membuktikan kelemahan makhluk dalam hal menghadirkan sesuatu yang semisal dengan al-Qur’an, atau karena mengkritiknya dari suatiu sisi.
Allah berfirman :
"Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”. (QS. Al-Isro : 88)
Bagaimana mungkin makhluk yang berasal dari tanah mampu agar perkataanya sama seperti perkataan Rabb segala makhluk, atau bagaimana mungkin seorang yang miskin lagi papa dalam segala bentuknya dapat menghadirkan sebuah perkataan yang sama dengan perkataan Dzat yang sempurna, yang memiliki kesempurnaan mutlak, Dzat yang mahakaya lagi luas dalam segala bentuknya? Hal ini tidaklah mungkin dan diluar kemampuan manusia, dan setiap orang yang memiliki sekecil-kecilnya rasa dan pengetahuan terhadap corak dan bentuk perkataan. Apabila seseorang membanding-bandingkan al-Qur’an yang agung ini dengan selainnya dari perkataan-perkataan para ahli sastra, niscaya nampaklah baginya suatu perbedaan yang luarbiasa besarnya.
Dan dalam firmanNya, “dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Qur’an yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), maka buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang memang benar, ” terkandung sebuah dalil yang menunjukkan bahwasanya orang yang diharapkan hidayah baginya dari kesesatan adalah seorang yang ragu dan bingung, yang belum mengetahui kebenaran dari kesesatan, maka orang seperti ini bila dijelaskan kebenaran baginya, niscaya ia segera mengikutinya jika ia memang benar-benar mencari kebenaran.
Adapun orang yang keras kepala yang mengetahui kebenaran namun ia meninggalkannya, maka yang seperti ini tidaklah mungkin kembali, karena ia telah meninggalkan kebenaran setelah jelas baginya kebenaran itu, di mana ia tidak meninggalkannya karena sebuah kebodohan, maka tidak ada alasan lain untuknya. Demikian juga orang yang ragu dan tidak benar-benar mencari kebenaran, bahkan ia berleha-leha dan tidak bersungguh-sungguh dalam mencarinya, maka yang seperti ini secara garis besar tidaklah di bimbing kesana.
Dalam penjelasan tentang Rosululloh SHOLALLOHU 'ALAIHI WASALLAM sebagai hamba Allah dalam konteks yang agung ini adalah sebuah dalil bahwasanya sifat beliau yang paling besar adalah realisasi beliau dalam penghambvaan yang tidak dapat disaingi oleh siapapun dari orang-orang terdahulu maupun yang akan datang. Sebagaimana beliau disifati sebagai hamaba di saat peristiwa isro, firman Allah :
" Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam" (QS. Al_isro : 1)
Dan pada saat turunnya Al-quran sebagaimana firman-Nya :
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam," (QS. Al-Furqon : 1)
Dan dalam firman Allah, “yang disediakan bagi orang-orang kafir” dan ayat-ayat yang semacamnya adalah sebuah dalil bagi Ahlus Sunnah wal Jama’ah bahwasanya surga dan neraka itu telah diciptakan berbeda dengan al-Mu’tazilah.
Ayat ini juga mengandung isyarat bahwasanya orang-orang yang bertauhid walaupun mereka terkadang melakukan beberapa dosa besar, namun tidak akan kekal dalam neraka, karena Allah berfirman, ” yang di sediakan bagi orang-orang kafir, ” sekiranya orang-orang yang melakukan maksiat dari ahli tauhid itu kekal dalam neraka, maka neraka tidaklah di siapkan hanya untuk orang-orang kafir semata. Ini berbeda dengan faham al-Khawarij dan al-Mu’tazilah . demikian juga isyarat lain tentang suatu dalil bahwa siksaan itu di peroleh dengan adanya sebab-sebabnya yaitu kekufuran dan segala corak kemaksiatan yang berbeda-beda.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Kemudian Allah menetapkan tentang nubuwwah setelah menegaskan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia. Dia berfirman kepada orang-orang kafir, (Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami) yaitu Muhammad SAW, maka bawalah satu surah yang setara dengan apa yang telah dibawa olehnya, jika kalian beranggapan bahwa hal itu datang dari selain Allah. Maka tantanglah dengan sesuatu yang serupa dia bawa, dan minta tolonglah kepada siapapun yang kalian kehendaki selain Allah, maka sesungguhnya kalian tidak akan mampu melakukannya.
As-Suddi mengutip dari Abu Malik bahwa “Syuhada’ukum” maknanya adalah sekutu-sekutu kalian. Maknanya adalah minta tolonglah kepada tuhan-tuhan kalian atas hal itu, mereka akan mendukung dan membantu kalian.
Mujahid berkata: (dan ajaklah penolong-penolongmu) maknanya adalah orang-orang yang memberikan kesaksian; maksudnya yaitu para pemimpin yang berbicara dengan fasih
Sungguh Allah SWT menantang mereka untuk melakukan hal ini di beberapa ayat Al-Qur’an. Dia berfirman dalam surah Al-Qashash (Katakanlah: "Datangkanlah olehmu sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu lebih (dapat) memberi petunjuk daripada keduanya (Taurat dan Al Quran) niscaya aku mengikutinya, jika kamu sungguh orang-orang yang benar" (49)) (Surah Al-Qashash)
Dia berfirman dalam surah Subhan (Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain" (88)) (Surah Al-Isra’)
Dia berfirman dalam surah Hud (Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar"(13)) (Surah Hud)
Dia juga berfirman dalam surah Yunus (Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam (37) Atau (patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya". Katakanlah: "(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar" (38)) (Surah Yunus)
Semua ayat ini adalah Makiyyahh.
Kemudian, Allah juga menantang mereka untuk melakukan hal itu di Madinah. Dia berfirman dalam ayat ini (Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan), yaitu ragu (tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami) yaitu Muhammad, (buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu) maknanya yaitu mirip seperti Al-Quran. Ini diungkapkan oleh Mujahid dan Qatadah. Ungkapan ini dipilih oleh Ibnu Jarir Ath-Thabari, Az-Zamakhshari, dan Fakhruddin Ar-Razi, dan dinukil dari Umar, Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, dan Hasan Al-Bashri, serta mayoritas pentashiq. Pendapat ini mendominasi di banyak aspek, karena menantang semua orang musyrik baik secara terpisah maupun kelompok, baik yang buta huruf maupun yang pandai menulis, dan itu merupakan tantangan yang paling sempurna. Ini lebih lengkap daripada hanya menantang orang-orang yang buta huruf di antara mereka, yaitu orang yang tidak bisa menulis dan memahami ilmu apapun, Hal itu ditunjukkan denga firman Allah SWT: (maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya) (Surah Hud: 13) dan firmanNya (niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia) [Al-Isra': 88]. Beberapa ulama berpendapat yaitu “orang seperti nabi Muhammad SAW yaitu “orang yang buta huruf seperti dia.”
Pendapat pertama adalah yang benar karena tantangan ini berlaku untuk semua orang, meskipun mereka adalah bangsa yang paling fasih. Sungguh Allah menantang dengan tantangan ini di Mekah dan Madinah berkali-kali, meskipun mereka sangat membenci dan memusuhi dia (nabi Muhammad), marah dengan agamanya, dan sangat fanatik dengan agama mereka sendiri. Meski demikian, mereka tidak mampu memenuhi tantangan ini. Oleh karena itu, Allah berfirman, (Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya)). Huruf “Lan” menunjukkan penafian selamanya di masa depan, maksudnya yaitu kalian tidak akan pernah bisa melakukannya selamanya.
Ini juga merupakan mukjizat lain, bahwa Allah memberitahukan dengan tegas dan tanpa ketakutan bahwa Al-Quran ini tidak akan pernah disaingi oleh apapun selama-lamanya. Dan itulah yang terjadi, sejak saat itu sampai sekarang, belum pernah ada yang bisa menyaingi Al-Quran, dan tidak mungkin ada yang bisa menandinginya. Bagaimana mungkin hal itu dilakukan oleh seseorang, sedangkan Al-Qur’an adalah kalam Allah, Pencipta segala sesuatu? dan Bagaimana bisa kalam Pencipta serupa dengan kalam para makhluk?
Firman Allah SWT: (peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir) Adapun “waqud” (dengan difathah huruf wawunya) maknanya adalah sesuatu yang dilemparkan ke dalam api untuk menyalakannya, seperti kayu bakar dan sejenisnya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api bagi neraka Jahannam(15)) (Surah Al-Jinn). Allah juga berfirman: (Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.(98)) (Surah Al-Anbiya').
Adapun yang dimaksud dengan batu-batu di sini adalah batu belerang yang hitam besar, keras, dan berbau busuk. Batu itu adalah batu yang sangat panas jika dipanaskan. Semoga Allah melindungi kita dari batu tersebut.
Dari Abdullah bin Mas'ud berkata tentang firman Allah SWT : (yang bahan bakarnya manusia dan batu) maknanya adalah batu belerang yang telah diciptakan Allah pada hari Dia menciptakan langit dan bumi, di langit dunia, Dia menyiapkannya untuk orang-orang kafir.'
Mujahid berkata: “Batu belerang yang berbau busuk”
Abu Ja'far Muhammad bin Ali berkata: “Batu belerang”
Ibnu Juraij berkata: “Batu belerang berwarna hitam di dalam neraka"
Amr bin Dinar berkata padaku, Batu yang paling keras dan paling besar
Dikatakan: Yang dimaksud dengan batu-batu itu adalah batu-batu berhala dan tuhan-tuhan yang pernah disembah selain Allah, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam...) (Surah Al-Anbiya: 98). Hal ini telah diriwayatkan oleh Qurtubi dan Fakhruddin Ar-Razi, dan pendapat ini dikuatkan dengan pendapat pertama. Dia berkata: karena menalakan api dengan batu belerang itu bukanlah hal yang aneh, maka batu ini lebih pantas.
Ungkapan yang dikatakan Amr ini tidak kuat, karena api yang dinyalakan dengan batu belerang akan memiliki panas yang lebih kuat dan nyala yang lebih besar, Terlebih lagi sesuai dengan apa yang telah disebutkan oleh ulama’ terdahulu bahwa batu itu adalah batu belerang yang sudah disiapkan untuk hal tersebut. Kemudian, menyalakan api dengan batu ini juga merupakan sesuatu yang jelas, karena material gips ini adalah batu, dan ketika dibakar dengan, maka akan menjadi (menyala-nyala) seperti itu. Begitu juga dengan semua batu, api akan meledakkan dan membakarnya. Adapun konteks terkait kondisi api yang telah disiapkan untuk mereka, serta kekuatan panas dan kobarannya itu seperti (yang disebutkan) firman Allah: (Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya) (Surah Al-Isra: 97). Begitulah Qurtubi menguatkan bahwa yang dimaksud dengan batu-batu itu adalah batu-batu yang akan digunakan untuk mengobarkan dan memperkuat kobaran api. Dia berkata,”agar hal itu menjadi siksaan yang lebih berat bagi penghuninya”
Dan firman Allah SWT (yang disediakan bagi orang-orang kafir} yang paling jelas yaitu bahwa kata ganti pada fiil "U’iddat" itu merujuk pada api yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu-batu. Dan bisa saja merujuk pada batu-batu (saja), sebagaimana yang telah disebutkan oleh Ibnu Mas'ud, dan tidak mengandung perbedaan makna di antara kedua pendapat tersebut karena keduanya berkaitan.
(U’iddat) maknanya yaitu dipersiapkan dan disediakan untuk orang-orang yang mengingkari Allah dan rasulNya, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Ishaq dari Muhammad, dari 'Ikrimah atau Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas bahwa makna (yang disediakan bagi orang-orang kafir) adalah bagi orang-orang yang melakukan kekufuran seperti yang kalian lakukan. Banyak Imam-imam memegang sunnah menggunakan ayat ini sebagai dalil bahwa neraka itu ada sekarang, sesuai dengan firman Allah SWT: (telah disediakan) yang artinya telah dipersiapkan dan tersedia. Ahl tersebut telah disebutkan di banyak hadits: di antaranya yaitu, "Surga dan neraka itu saling beradu argumen", "Neraka meminta izin kepada Tuhannya dan berkata, 'Ya Tuhanku, sebagian dariku memakan sebagian yang lain.' Maka Allah mengizinkannya untuk memiliki dua napas: satu napas pada musim dingin dan satu napas pada musim panas" dan hadits Ibnu Mas’ud
Kami mendengar suara sesuatu yang jatuh, dan bertanya, apakh itu? Rasulullah SAW bersabda,"Itu adalah batu yang dilemparkan dari sisi neraka Jahannam sejak tujuh puluh tahun yang lalu, dan sekarang baru mencapai dasarnya" Hdits ini dan, hadits tentang shalat gerhana, malam Isra’ Mi’raj, dan lain sebagainya menurtu Imam Muslim adalah hadits mutawatir. Orang-orang Mu'tazilah saling berbeda pendapat tentang hal ini karena kebodohan mereka, sedangkan hakim Mundzir bin Sa'id Al-Baluthi, seorang hakim Andalusia sepakat dengan pendapat mereka.
Perhatian! Tempat yang sebaiknya berhenti.
Pada firman Allah SWT (buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu) dan pada firmanNya dalam surah Yunus: (Dengan surah yang serupa) (Surah Yunus). Waqaf ini terkandung di setiap surah dalam Al-Qur'an, baik yang panjang maupun yang pendek, karena waqaf itu bersifat umum sesuai konteks syaratnya, oleh karena hal itu umum, sebagaimana dalam konteks nafi, menurut pandangan para pentahqiq mendalam dalam ilmu ushul fiqh, sebagaimana hal itu telah disepakati sesuai tempatnya. Jadi boleh berlaku untuk panjang ataupun pendeknya surah. ini adalah sesuatu yang tidak diperdebatkan orang-orang, baik pada masa lampau maupun masa sekarang.
Fakhruddin Ar-Razi dalam tafsirnya berkata, bahwa makna firman Allah SWT (buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu) merujuk kepada Surah Al-Kautsar, Surah Al-‘Asr, dan Surah Al-Kafirun. Kita tahu dengan pasti bahwa membawakan sesuatu yang menyerupai tersebut surah-surah atau yang mendekatinya itu memungkinkan.
Jika ada yang berpendapat,”Membawakan sesuatu seperti surah-surah ini melampaui batas kemampuan manusia itu merupakan kesombongan, dan melakukan kesombongan semacam ini termasuk sesuatu yang akan mencela agama.
Kami berkata,”karena alasan inilah kami memilih pendekatan yang kedua dan kami mengatakan:”Jika surah ini telah mencapai tingkat kefasihan pada batas yang menakjubkan maka maknanya bisa dicapai, penolakan mereka adalah menyerukan celaan terhadap sesuatu yang menakjubkan itu.
Pendapat yang benar yaitu bahwa setiap surah dalam Al-Quran adalah mukjizat, dan manusia tidak dapat menentangnya, yang panjang maupun yang pendek
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata :
وَقُودُهَا Waquuduhaa : Sesuatu yang digunakan sebagai bahan bakar untuk menyalakan api yaitu orang-orang kafir, berhala-berhala yang disembah bersama dengan Allah ‘Azza wa Jalla.
أُعِدَّتۡ U’idat : Dipersiapkan dan dihadirkan
Al-Kaafiriin adalah orang-orang yang enggan untuk beribadah kepada Allah Ta’ala saja dan mereka mendustakan RasulNya serta syariatNya.
Makna ayat :
Jika kalian tidak mampu mendatangkan maka jagalah diri kalian dari api neraka dengan beriman kepada wahyu Allah dan beribadah kepadaNya sesuai syariatNya.
Pelajaran dari ayat :
3. Neraka dapat dihindari dengan keimanan dan amalan sholeh. Disebutkan dalam hadits sahih,”Jagalah dirimu dari api neraka walau dengan bersedekah sebutir kurma.” (HR Bukhari)
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Baqarah ayat 24: Kemudian Allah berkata kepada mereka : maka jika kalian merasa lemah Wahai orang-orang yang kafir akan hal ini , takutlah kalian kepada neraka Allah yang bahan bakarnya manusia dan bebatuan ; Oleh karena itu beriman kepada Allah dan nabi-Nya , ketahuilah neraka ini adalah sebagai balasan kepada orang-orang yang kafir terhadap Allah dan Rasul-Nya.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Hal ini merupakan bukti kebenaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan apa yang dibawanya. bagaimana mungkin makhluk yang diciptakan dari tanah (manusia) sanggup mengatakan perkataan yang sama dengan perkataan Rabbul 'aalamin, apakah makhluk yang memiliki kekurangan dan fakir ini mampu menandingi perkataan Zat yang memiliki kesempurnaan secara mutlak. Setiap orang yang memiliki rasa bahasa dan pengetahuan tentang berbagai macam perkataan pasti akan mengetahui perbedaan yang nampak ketika Al Qur'an ini dibandingkan dengan perkataan para ahli sastera.
Yaitu dengan beriman kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan ta'at kepada Allah Ta'ala. Api neraka yang sudah disiapkan Allah Ta'ala untuk orang-orang yang kafir kepada Allah dan Rasul-Nya bahan bakarnya manusia dan batu, maka janganlah kamu kafir setelah jelas bagimu kebenarannya. Setelah itu, pada ayat selanjutnya Allah Ta'ala menyebutkan balasan jika mereka mau beriman sebagaimana pada ayat selanjutnya. Seperti inilah cara yang digunakan Al Qur'an, menggabung antara targhib (memberikan dorongan) dan tarhib (menakut-nakuti) agar seorang hamba ketika berharap sambil bersikap cemas, dan ketika takut sambil tetap berharap dan tidak berputus asa.
Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang kafirlah yang kekal di neraka. Adapun orang yang beriman (muslim) meskipun melakukan dosa besar, maka ia tidak kekal di neraka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 24
Jika kamu tidak mampu membuat surah yang serupa dengan-Nya, dan kamu pasti tidak akan mampu melakukannya, sebab hal itu berada di luar kemampuanmu sebagai manusia, maka takutlah kamu akan api neraka dengan memelihara diri dari hal-hal yang dapat menjerumuskan kamu ke dalamnya yang bahan bakarnya manusia yang ingkar/kufur dan batu yang berasal dari patung-patung sembahan dan lainnya, yang disediakan bagi orang-orang kafir dan setiap orang yang bersikap seperti mereka, yaitu menutupi kebenaran tanda kekuasaan Allah. Dan jika demikian balasan yang akan diterima oleh orang-orang kafir, maka tidak demikian halnya dengan orang-orang yang beriman. Surga yang nyaman dan indah adalah tempat bagi mereka. Sampaikanlah kabar gembira yang menenteramkan jiwa kepada orang-orang yang beriman kepada Allah, rasul, dan kitab-Nya tanpa keraguan sedikit pun, dan berbuat amal-amal kebajikan, bahwa untuk mereka Allah menyediakan di sisi-Nya surga-surga dengan kebun-kebun yang rindang dan berbuah, serta istana-istana yang menjulang tinggi, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki oleh Allah berupa buah-buahan dari surga, mereka berkata, inilah rezeki yang serupa dengan yang pernah diberikan kepada kami dahulu. Mereka telah diberi buah-buahan yang serupa dari segi nama, bentuk, dan jenisnya, meski rasa dan kelezatannya jauh berbeda. Dan di sana mereka juga memperoleh pasangan-pasangan yang suci, tanpa cacat dan kekurangan sedikit pun. Mereka kekal hidup di dalamnya untuk selama-lamanya, tidak akan pernah mati, dan tidak akan pernah keluar darinya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah beberapa penafsiran dari banyak mufassirin berkaitan makna dan arti surat Al-Baqarah ayat 24 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat bagi ummat. Bantu syi'ar kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.