Surat Al-Baqarah Ayat 7
خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰٓ أَبْصَٰرِهِمْ غِشَٰوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Arab-Latin: Khatamallāhu 'alā qulụbihim wa 'alā sam'ihim, wa 'alā abṣārihim gisyāwatuw wa lahum 'ażābun 'aẓīm
Artinya: Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.
« Al-Baqarah 6 ✵ Al-Baqarah 8 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Menarik Tentang Surat Al-Baqarah Ayat 7
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 7 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan kandungan menarik dari ayat ini. Terdokumentasi kumpulan penafsiran dari para ahli tafsir berkaitan isi surat Al-Baqarah ayat 7, misalnya sebagaimana tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka dan menjadikan penutup pada pandangan mereka, disebabkan kekafiran dan penolakan keras mereka setelah jelas kebenaran bagi mereka, maka Allah tidak memberikan Taufik bagi mereka untuk mendapat Hidayah dan bagi mereka akan mendapatkan siksaan yang keras di neraka jahanam.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
7. Karena Allah telah menyegel dan menutup hati mereka beserta kebatilan yang ada di dalamnya. Allah juga menutup telinga mereka sehingga tidak bisa mendengarkan kebenaran untuk diterima dan diikuti. Allah juga menutup mata mereka sehingga tidak bisa melihat kebenaran yang sangat jelas di hadapan mereka. Kelak di akhirat mereka akan mendapatkan azab yang sangat berat.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
7.خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ
Yakni mereka adalah orang-orang yang tidak memahami makna hidayah dan tidak mau mendengarkan apa yang bermanfaat bagi mereka yang disebabkan kebencian mereka terhadap kebenaran dan terhadap orang yang membawa kebenaran.
وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ
Yakni penutup yang menghalangi menglihatan mereka untuk melihat kebenaran. Ibnu jarir berkata: sesungguhnya dosa-dosa itu jika dilakukan terus menerus maka akan menutup hati, sehingga tertutup jalannya dan kekufuran yang ada didalamnya tidak bisa keluar.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
Allah telah mengunci hati mereka dengan kekafiran mereka keimanan tidak berlaku bagi hati mereka. Mereka tidak mau mendengarkan kebenaran, melihat petunjuk, dan berpikir. Dan bagi mereka azab yang amat sangat pedih. Asbabun Nuzul (Penyebab turun) dua ayat ini sebagaimana Ath-Thabari mengatakan dari Ibnu Abbas dan Al-Kalbi bahwa kedua ayat tersebut turun di Romawi Yahudi, di antara mereka yang menyaksikan turunnya dua ayat ini adalah Hayy bin Akhthab dan Ka’b bin Asyraf
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Allah telah mengunci} Allah telah mengunci mati {hati dan pendengaran mereka. Pada penglihatan mereka terdapat penutup} penutup {dan bagi mereka azab yang sangat berat
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
7. “Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, ” yakni menutupnya dengan penutup yang tidak dapat dimasuki oleh keimanan dan tidak bisa ditembus, sehingga mereka tidak memahami apa yang berguna bagi mereka dan apa-apa yang mereka dengarkan tidak bermanfaat untuk mereka, ”dan penglihatan mereka ditutup, ” yakni pelapis, penutup, dan penghalang yang menghalangi mereka dari melihat yang berguna bagi mereka, dan jalan-jalan ilmu dan kebaikan telah ditutup bagi mereka, tidak ada keinginan pada mereka dan tidak ada kebaikan yang diharapkan pada meeka. Mereka telah dihalangi dan ditutup dari pintu-pintu keimanan, disebabkan oleh kekufuran dan pengingkaran mereka serta keras kepala mereka setelah jelas bagi mereka kebenaran itu. Sebagaimana firman Allah :
"Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat" (QS. Al-'An'am : 110)
Dan ini hanyalah hukuman yang sekarang, kemudian Allah menyebutkan hukuman yang akan datang seraya berfirman, ”dan bagi mereka siksa yang amat pedih” yakni azab api neraka, kemurkaan yang Mahaperkasa yang terus menerus dan selamanya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
As-Suddi berkata, (Allah telah mengunci) maknanya yaitu bahwa Allah telah mengunci. Qatadah berkata tentang ayat ini, "Setan telah menguasai mereka; karena mereka mentaatinya, maka Allah mengunci hati dan pendengaran (pada penglihatan mereka terdapat penutup) maknanya mereka tidak melihat petunjuk, tidak mendengar, tidak memahami, dan tidak menggunakan akal.
Ibnu Juraij berkata, (Khatam) berarti Allah mengunci hati dan pendengaran.
Ibnu Juraij berkata, "Abdullah bin Katsir bercerita kepadaku bahwa dia mendengar Mujahid berkata, "Ar-Raan"(menutup) lebih ringan daripada "Ath-Thab'u" (mengunci), dan "Ath-Thab'u" (mengunci) itu lebih ringan daripada "Al-Iqfal" (dijeruji), dan Al-Iqfal adalah yang paling berat di antara semuanya.
Al-A'mash berkata, "Aku melihat Mujahid menggunakan tangannya untuk menunjukkan hal itu. Dia berkata, "Mereka menganggap bahwa hati itu seperti tangan ini (yaitu telapak tangan) ketika seorang hamba berbuat dosa, maka dosa itu akan menutupinya. Lalu dia berkata dengan memgisyaratkan jari kelingkingnya begitu, "Ketika dia berbuat dosa lagi, dosa itu menutupinya, lalu dia berkata dengan mengisyaratkan dengan jari lain seperti itu,"Ketika dia berbuat dosa lagi, dosa itu menutupinya. Dia terus melakukannya sampai semua jarinya tertutup dan berkata, "Lalu hati dikunci dengan gembok"
Mujahid berkata, "Mereka menganggap itu sebagai sebagai penutup"
Ibnu Jarir berkata,"Beberapa dari mereka berkata bahwa makna dari firman Allah SWT (Allah memgunci hati mereka) adalah Allah pemberitahuan dari Allah tentang kesombongan mereka, dan penolakan mereka untuk mendengarkan kebenaran yang telah diserukan. Sebagaimana dikatakan,"Sungguh Fulan sudah tuli dari percakapan ini, ketika dia menolak untuk mendengarkannya dan menyombongkan diri. Namun, ini tidak benar, karena Allah SWT telah memberitahukan bahwa Dialah Dzat yang mengunci hati dan pendengaran mereka."
Al-Qurtubi berkata bahwa para Imam sepakat bahwa Allah SWT telah menyifati DzatNya dengan mwnutup dan mengunci hati orang-orang kafir sebagai hukuman atas kekufuran mereka, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya) (Surah An-Nisa: 155). Juga disebutkan hadits tentang perubahan hati, "Wahai, Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami pada agamaMu"
Dan disebutkan pula hadits dari Hudhaifah yang terdapat dalam kitab hadits shahih, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: "Fitnah dihadapkan pada hati manusia seperti tikar yang bersambungan, jika hati menerima fitnah itu, maka akan ada noda hitam, dan jika hati menolaknya akan ada noda putih, sehingga hati menjadi dua bagian: hati yang putih seperti kristal yang tidak terpengaruh fitnah selama langit dan bumi masih ada, dan hati yang hitam yang rusak bagaikan ikatan tembikar yang terbalik yang tidak mengenal kebaikan dan tidak menolak keburukan"
Ibn Jarir berkata: "menurut saya pendapat yang benar mengenai hal ini yaitu berita yang benar-benar datang dari dari Rasulullah SAW, yaitu apa yang disampaikan Muhammad bin Bashar kepada kami, Safwan bin Isa, dari Ibnu 'Ujlan, dari Al-Qaqa', dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Jika seorang mukmin melakukan dosa, maka akan ada noda hitam dalam hatinya. Jika dia bertaubat, menjauhkan diri dari dosa, dan memohon ampun, maka hal itu akan membersihkan hatinya. Jika dia menambah (dosanya) maka noda itu bertambah sampai menutupi hatinya. Itulah (penutup) yang disebutkan Allah dalam firmanNya: (Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka) (Surah Al-Mutaffifin: 14)."
Ibnu Jarir berkata,"Rasulullah SAW memberitahukan bahwa jika dosa-dosa itu terus menutupi hati, maka dosa-dosa itu akan sepenuhnya menutupi hati. Ketika dosa-dosa itu telah sepenuhnya menutupi hati, maka saat itu juga ia akan datang kunci dan gembok dari Allah SWT, sehingga tidak ada jalan bagi iman untuk mencapainya, dan tidak ada jalan bagi kekafiran untuk berpaling darinya, itulah kunci dan gembok yang disebutkan oleh Allah dalam firmanNya: (Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka) wujud kunci dan gembok ini serupa dengan kunci dan gembok yang bisa dilihat berupa pembungkus yang tidak dapat dilihat isinya, kecuali dengan dibuka dan dilepas penutupnya. Begitu juga, iman tidak akan mencapai hati orang-orang telah digambarkan oleh Allah bahwa Dia telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka (sehingga iman tidak bisa mencapainya), kecuali setelah dibuka kuncinya dan dilepaskan ikatannya.
Ketahuilah bahwa waqaf tam itu ada pada firmanNya (Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka) dan dalam firmanNya: (dan pada penglihatan mereka terdapat penutup) merupalan kalimat yang sudah sempurna. Gembok ini berlaku untuk hati dan pendengaran. Adapun ghisyawah (yaitu penutup) itu untuk penglihatan
Ibnu Jarir menjelaskan tentang bentuk nashab dari kata " ghisyawah" dari firman Allah (Wa 'Ala Absharihim Ghisyawatun) yaitu bahwa kata tersebut mengandung bentuk nashab karena fiil yang disembunyikan. Bentuknya yaitu "Wa Ja'ala Absharihim Ghisyawatan" (Allah menjadikan penutup pada penglihatan mereka). Kata itu juga mengandung bentuk nashab dengan menempati tempat setelah ayat (Wa 'Ala Sam'ihim) seperti firmanNya: (Dan bidadari-bidadari yang bermata jeli (Surah Al-Waqi'ah: 22).
dan ungkapan seorang penyair
Ternak itu kuberi makanan jerami dan air yang sejuk, hingga menetes air matanya
dan penyair lainnya
Aku melihat suamimu dalam medan perang, menggenggam pedang dan tombak
Maknanya adalah aku memberinya minum dengan air yang sejuk. Dan memegang tombak
Setelah menggambarkan orang-orang mukmin pada empat ayat pertama di awal surah, lalu menjelaskan tentang keadaan orang-orang kafir dengan dua ayat berikutnya, kemudian Allah memberikan penjelasan tentang keadaan orang-orang munafik yang menampakkan keimanannya dan menyembunyikan kekafiran. Keadaan mereka ini seringkali membingungkan banyak orang, Allah menjelaskan dengan panjang lebar tentang sifat-sifat mereka yang secara keseluruhannya adalah kemunafikan, Sebagaimana Allah telah menurunkan surah Bara'ah (At-Taubah), surah Al-Munafiqun, dan surah An-Nur yang menjelaskan tentang mereka serta surah-surah lain untuk mengetahui keadaan mereka agar terhindar dari mereka dan agar tidak tertipu oleh kemunafikan. Allah berfirman:
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata :
خَتَمَ ٱللَّهُ maknanya mengunci mati, karena al-Khotaam dan ath-Thoba’ memiliki arti yang sama yaitu melakukan stempel pada amplop sehingga tidak diketahui isinya, dan tidak bisa dibuka sehingga dapat diganti atau dirubah.
غِشَٰوَةٞۖ Al-Ghisyaawah artinya adalah penutup yang membuat sesuatu menjadi tertutupi sehingga tidak ada sesuatu pun yang dapat menyentuhnya.
Makna ayat :
Hal itu karena sudah berlaku ketetapan Allah untuk mereka dengan dikunci mati hatinya sampai tidak bisa berfikir, pada telinganya sehingga tidak mendengar, dan dijadikan penutup pada matanya sampai-sampai tidak bisa melihat. Itulah hasil dari kesombongan, penolakan, dan konsistensi mereka dalam kekufuran. Oleh karena itu mereka berhak mendapatkan adzab yang pedih. Inilah hukum Allah bagi orang-orang yang menentang, sombong, lagi konsisten dalam kekufurannya di setiap waktu dan tempat.
Pelajaran dari ayat :
2. Peringatan agar tidak terus menerus dalam kekufuran, kedzaliman, dan berbuat kerusakan di muka bumi agar tidak mendapat adzab yang pedih.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Baqarah ayat 7: Allah mengabarkan bahwa mereka orang-orang kafir tidak beriman, dan yang pastinya tidak seluruh orang kafir, dan yang dimaksud adalah ketika turun kedua ayat ini maka orang-orang kafir terbagi menjadi dua golongan. Golongan pertama : sebagian dari para pembesar quraisy seperti abu jahl dan abu lahab, dan yang lainnya yang mereka membenci tauhid dan seruan kepadanya, mereka menolak dan menyiksa orang-orang yang berislam, mereka memaksa agar kaum muslimin hijrah ke habasyah, mereka berkata : Apakah kalian ingin menjadikan tuhan menjadi tuhan yang satu?, Sungguh ini adalah perkara yang mengherankan. (Shod : 5). Mereka juga berkata : Kami tidak akan beriman dengan Al-Qur’an ini dan tidak juga kepada apa yang di hadapannya. (Saba : 31), yaitu dengan kerisalahan yang sebelumnya, telah sampai kepada mereka sehingga mereka membenci dan dendam sembari berkata : Wahai Rabb, kalau memang ini adalah sebuah kebenaran dari sisimu maka turunkanlah hujan batu dari langit atau datangkan kepada kami adzab yang pedih. (Al Anfal : 32); Padahal Allah telah menciptakan mereka di atas fitrah, dan Allah jadikan mereka dapat memilih sebagaimana manusia yang lain, akan tetapi mereka lebih memilih kesesatan dan tetap di atas kekafiran, maka janganlah engkau wahai Nabi Allah takut karena mereka tidak akan beriman selamanya, oleh sebab itu Allah menutup hati mereka, pandangan mereka dan telinga mereka, terkuncinya mereka ini sebagai balasan dan tidak hanya sekali mereka demikian.
Golongan yang kedua mereka adalah yang beriman akan tetapi murtad dan munafik, Allah berfirman akan mereka : Itulah mereka yang telah beriman kemudian kafir maka dikuncilah hati mereka. (Al Munafikun : 3).
Adapun orang-orang kafir yang lain, maka mereka tergantung akan sampainya dakwah (kepada mereka).
Dan bukti yang bahwasanya waktu turun pada kedua kafir yang telah disebutkan sebelumnya adalah bahwasanya seluruh orang-orang kafir dan yang disekitar mereka masuk islam setelah fathul mekkah dan setelah diperangi oleh muhajirin dan anshar untuk menegakkan kalimat Allah; Bahkan di antara mereka orang-orang kafir ada yang masuk islam kemudian menjadi panglima perang semisal Khalid bin Walid, Amr bin Ash dan selain dari mereka.
Kemudian Allah menutup ayat ini dengan dikabarkan bahwa tempat kembali bagi kedua kelompok kafir ini adalah kepada adzab yang pedih pada hari kiamat yang tidak ada yang mengetahui dahsyatnya kecuali hanya Allah saja. Dan tidak diragukan bahwasanya bagi siapa saja yang disifati dengan sifat sebagaimana dua golongan kafir ini maka dia semisal dengan mereka dan hukumannya sebagaimana mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yakni orang itu tidak dapat menerima petunjuk, dan segala macam nasehat tidak akan berbekas kepadanya disebabkan kekafiran dan kerasnya hati mereka setelah nampak kebenaran bagi mereka. Oleh karena itu, Allah tidak memberi mereka taufiq untuk mengikuti petunjuk itu.
Maksudnya: mereka tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al Quran yang mereka dengar dan tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah yang mereka lihat di cakrawala, di permukaan bumi dan pada diri mereka sendiri. Sarana-sarana untuk memperoleh petunjuk dan kebaikan telah ditutup bagi mereka. Ini merupakan hukuman yang disegerakan dan hukuman yang akan datang kepada mereka adalah azab yang sangat pedih berupa azab neraka dan kemurkaan Allah Ta'ala.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 7
Karena mereka ingkar dengan menutup diri dari kebenaran, maka seakan Allah telah mengunci hati mereka dengan sekat yang tertutup rapat sehingga nasihat atau hidayah tersebut tidak bisa masuk ke dalam hati mereka, dan pendengaran mereka juga seakan terkunci, sehingga tidak mendengar kebenaran dari Allah. Demikian pula penglihatan mereka telah tertutup, sehingga tidak melihat tanda-tanda kekuasaan Allah yang dapat mengantarkan kepada keimanan, dan sebagai akibatnya, mereka akan mendapat azab yang berat. Dan selanjutnya disebutkan kelompok manusia yang ketiga dalam menyikapi kebenaran petunjuk Al-Qur'an, yaitu di antara manusia yang ingkar seperti disebut sebelumnya ada sekelompok orang yang mengatakan sesuatu yang sesungguhnya tidak lahir dari dalam hati nurani. Mereka berkata, kami hanya beriman kepada Allah dengan segala keagungan-Nya dan kami juga beriman kepada hari akhir yang diingkari oleh orang-orang kafir, padahal sesungguhnya mereka itu tidak jujur dalam mengatakan itu sehingga mereka bukanlah termasuk golongan orang-orang yang beriman. Kelompok ketiga ini jauh lebih berbahaya daripada yang secara terang-terangan menolak (kafir), sebab mereka menampakkan diri seperti kawan padahal sesungguhnya mereka adalah lawan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah berbagai penjabaran dari kalangan ahli tafsir terkait kandungan dan arti surat Al-Baqarah ayat 7 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan bagi ummat. Dukung usaha kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.